Legislator Usulkan Penambahan Anggaran RSCM
Anggota Komisi IX DPR RI Intan Fauzi (dua dari kanan) saat mengikuti Kunjungan Lapangan Komisi IX DPR RI meninjau banjir yang melanda RSCM, di Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020). Foto : Runi/Man
Anggota Komisi IX DPR RI Intan Fauzi mendorong Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjadi rumah sakit rujukan terbaik untuk Indonesia, dimana pelayanan yang di butuhkan masyarakat semua ada di sini, ia pun menginginkan RSCM bisa menjadi wajah Indonesia di bidang kesehatan. Untuk itu, guna mewujudkan hal itu, sebagai Dewan ia mengusulkan agar RSCM mendapat tambahan anggaran prioritas.
“Rumah sakit yang telah berdiri seratus tahun ini merupakan rumah sakit rujukan nasional yang bisa dibilang sebagai wajah Indonesia di bidang kesehatan. Saya rasa perlu adanya perbaikan pelayanan yang maksimal untuk semua pasien yang berobat di sini,” analisa Intan di sela-sela mengikuti Kunjungan Lapangan Komisi IX DPR RI meninjau banjir yang melanda RSCM, di Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020).
RSCM adalah RS kelas A yang merupakan rujukan nasional dari RS lainnya. Untuk itu, Intan berharap seluruh masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik di RSCM. Intan pun mengaku miris ketika melihat RSCM ikut terdampak banjir akibat curah hujan yang tinggi pada awal pekan ini. Ia menyayangkan sejumlah ruangan yang berisi alat-alat kesehatan seperti Radioterapi, tomoterapi, dan alat-alat medis lainnya ikut terendam banjir.
Politisi PAN ini bersyukur, dengan kecepatan dan kesigapan RSCM dalam mengatasi persoalan banjir, dan telah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR untuk memperbaiki pembuangan air drainase, agar persoalan banjir tidak terulang kembali. Pasalnya RS adalah objek yang vital yang menjadi kebutuhan banyak orang. Untuk itu, Komisi IX DPR RI mengusulkan ada program perbaikan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dalam mengatasi banjir jangan sampai terulang lagi.
“Jangan sampai konsentrasi dokter, tenaga medis dan pelayanan rumah sakit terpecah karena harus berjaga siang dan malam karena adanya musibah banjir, sedangkan tugas terpentingnya mengutamakan pasien-pasienya malah jadi terbengkalai. Saya dengar ada 26 pasien yang harus operasi dibatalkan karena ruangan bedah ikut terendam. Pihak rumah sakit harus segera bergerak mengatasi genangan air serta membersihkan mesin-mesin, alat-alat operasi, hingga kembali higienis dan bisa digunakan kembali,” tutup Intan. (rni/sf)